Translate

Sabtu, 28 Juni 2014

ENGLISH IS FOR YOUR SELF




Bagi sebagian orang mata pelajaran bahasa inggris mungkin menjadi pelajaran yang sulit dan momok tidak tuntas saat ulangan. Faktor internal bisa jadi mempengaruhi mental bangsa yang enggan bahkan malas untuk mempelajari bahasa asing terutama Bahasa Inggris. Kurangnya kesadaran dalam diri tiap individu menjadi faktor internal yang mempengaruhi minat para siswa mempelajari bahasa asing. Padahal jika mengingat pentingnya bahasa asing bagi kehidupan disamping pentingnya bahasa persatuan bahasa Indonesia, bahasa asing dapat menjadi jembatan bagi kamu-kamu yang sangat ingin go internasional. Dan juga untuk persiapan kamu-kamu menghadapi globalisasi yang makin jauh saja perkembangannya, jika kamu masih malas untuk mempelajari Bahasa Inggris kamu akan tertinggal dengan teman-teman lain yang telah lebih dulu mempelajarinya bahkan bahayanya bangsa tercinta kita Bangsa Indonesia juga akan ikut tertinggal loo karena para rakyatnya malas belajar Bahasa Inggris. Belum lagi manfaat yang kita dapat dari mempelajari bahasa asing seperti bagi para tekhnisi komputer ataupun orang-orang di bidang lain yang perangkatnya menggunakan pengantar bahasa inggris. Namun terkadang untuk mempelajari Bahasa Inggris kita masih perlu paksaan, karena para siswa merasa susah dan menyerah begitu saja ketika melihat setumpuk paragraf dengan ratusan dan bahkan  ribuan kosa kata atau vocabulary yang mereka tidak di mengerti ataupun belum pernah sama sekali mendengarnya membuat para siswa semakin enggan belajar Bahasa Inggris karena pengemasan pelajarannya membosankan. Peran pemerintah juga turut mempunyai andil besar dalam meningkatkan kesadaran para siswa untuk mempelajari bahasa inggris. Langkah pemerintah dalam menghapuskan wajib Bahasa Inggris di tingkat SD pun menurut ku adalah langkah yang salah. Seharusnya justru di usia dini memulai mempelajari sesuatu akan sangat baik karena rasa keingintahuan anak yang masih besar dan kehausannya akan ilmu masih tinggi. Dapat dibandingkan ketika para siswa mempelajari bahasa inggris dimulai ketika SMP dengan di SD. Pasti akan jelas berbeda di SMP usia anak juga semakin sulit untuk mempelajari sesuatu yang benar-benar baru. Karena mengingat kalimat yang begitu bagus “Memberi pelajaran pada usia anak bagaikan mengukir di atas kayu” maksutnya ketika memberi pelajaran sejak dini, pada usia itu anak masih mudah untuk menyerap segala sesuatu dan akan sangat membekas padanya hingga besar nanti.
Wm.jpg
Dengan demikian kembali pada pentingnya English, berkaca pada negara tetangga kita seperti negeri Jiran Malaysia atau Singapura yang mengembangkan Bahasa Inggris. Bahkan hampir semua lapisan masyarakatnya dari mulai anak kecil sampai orang tua fasih berbahasa Inggris. Dampaknya dapat dilihat sekarang, mereka berkembang selangkah dari kita. Karena dengan mempelajari Bahasa Inggris mereka dapat dengan mudah berkomunikasi dengan dunia luar dan mengambil banyak manfaatnya. Ingat kita hanya selangkah tertinggal, jika mulai dari sekarang kalian mulai sadar dan mau berusaha mempelajari English. Kalian dapat menjadi andil dalam langkah mengejar perkembangan negara lain, dan bukan hanya itu kalian dapat mempeluar aringan dengan berteman dengan para bule. Tidak harus bertemu manfaatkan tekhnologi yang semakin cangih sekarang seperti social network, vidio call, dll. Dengan begitu kalian dapat bertukar informasi dengan mereka yang dapat menjadi pengetahuan bagi kamu yang tidak dimiliki oleh orang yang tidak belajar English dan memanfaatkannya dengan positiv. Pentingnya bahasa asing sering disalahartikan oleh sebagian orang yang menganggap itu sama dengan mengagung-agungkan bangsa luar. Mungkin mereka yang mengatakan bahwa mempelajari bahasa asing itu mengagungkan bangsa luar itu karena sikap psimis mereka dengan bahasa asing ataupun ketidaktauaan mereka akan manfaat belajar bahasa asing. Bisa dibayangkan jika mainset orang banyak seperti itu. Akan sangat bahaya, mengapa? Tentu saja bahaya bagaimana tidak, jika tidak ada yang belajar bahasa asing malah bisa jadi peristiwa penjajahan yang terjadi di masa lalu dengan bangsa kita terulang lagi. Karena dengan begitu sama saja kita menutup diri dari bangsa luar dan buta akan pengetahuan yang ada di luar sekeliling kita dan hanya mempelajari hal itu-itu saja dan tidak mau berkembang.

Nahh itu tadi sedikit ulasan tentang pentingnnya English atau bahasa asing, semoga dapat sedikit atau banyak membuka pikiran teman-teman untuk tidak lagi menunda-nunda mempelajari bahasa asing.

Artikel ini terinspirasi dari koran Suara Merdeka



DITULIS OLEH : SEKAR AYU M.
29 Juni 2014


KEMAH BAKTI SMANTISA TAHUN 2014





                Annual event yang di adakan di salah satu SMA NEGERI di Salatiga ini kini telah memasuki tahun ke-21 nya. Acara yang melibatkan calon bantara atau yang kami sebut caban ini diadakan dalam rangka pelantikan para anggota pramuka yang berminat menjadi bantara. Di ikuti oleh sekitar 70 caban yang kini telah resmi menjadi bantara.
                Acara di mulai pada siang hari setelah terima rapot. Upacara pembukaan berada di halaman kantor guru sekolah. Setelah mengemasi barang-barang kamipun berangkat menuju Desa Ngargoluko Ampel Boyolali. Dengan menggunakan truk, perjalanan ditempuh sekitar 1 jam. Setelah sampai disana kami mendirikan tenda terlebih dahulu agar kami dapat meletakkan barang-barang bawaan kami untuk 4 kedepan di tempat yang teduh. Tepatnya di lapangan desa yang cukup luas, kami mendirikan tenda kami dan setelah itu sejenak beristirahat untuk melepas penat yang di lanjutkan makan siang.

                  
Matahari pertama di Desa Ngargoluko..

Spesial picture from: Afifah Ainun F.
                Diawali dengan kegiatan jalan-jalan di sekitar desa. Hawa pagi itu begitu dingin, mungkin karena tubuh kami memang belum beradaptasi dengan lingkungan. Dengan memakai baju hangat kamipun tetap bersemangat untuk berjalan-jalan pagi, meski udara begitu dingin saat itu, foto berikut menjadi buktinya



Karena saat itu tidak membawa jurnal kegiatan, saya tidak dapat menuliskan urutan kegiatan kami secara runtut dan detail. Yang paling saya ingat saat itu salah satunya saat di hari kedua kami bermain dengan anak-anak SD Ngargoluko. Kegiatan yang diawali permainan sederhana itu terasa begitu berkesan bagi kami khususnya saya karena suka dengan anak kecil. Lewat permainan sederhana seperti estafet kelereng dan estafet air, dll. Menjadi kegiatan yang menjadi salah satu syarat kecakapan kami untuk mengurus junior kami nantinya meskipun lewat anak-anak SD. Dengan diakhiri pembagian buku di sekolah mereka, ada kejadian yang mengharukan ketika kami bertemu anak gadis yang begitu sopan. Ternyata gadis itu adalah juara kelas di sekolahnya. Pribadinya yang ramah dan sopan terhadap kami, menjadikannya perhatian khusus bagi caban-caban dan DA. Hingga saat pembagian buku tulis saat itu saya menghampirinya secara khusus untuk memberikan buku sambil menanyai apa cita-citanya kelak. Senang rasanya mengingat masih ada anak yang begitu sopan dan pandai ditengah perkembangan dunia yang telah menggerus kearifan pribumi yang dewasa ini tidak lagi pandang bulu hingga anak-anak di bawah umur pun ikut terkena imbasnya. Masih ada Siti nama gadis polos yang manis itu, seperti membuka harapan baru bagi dunia. Di negara yang akan selalu butuh penerus bangsa ini, yang cerdas namun masih tertanam jiwa pribumi di dalamnya.
                Selain kegiatan bersama anak-anak SD kami juga mendapat berbagai ilmu di sesi materi yang di berikan para pemateri dari berbagai bidang seperti PMI misalnya, yang menjelaskan tentang bagaimana menjadi orang yang dapat melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan mengatasi berbagai macam luka seperti luka digigit ular, luka bakar, dll.
                Di malam terakhir agenda kegiatan kami begitu padat. Setelah kegiatan siang kami hanya beristirahat selama 1 jam di tenda, setelah itu kami di bangunkan kakak-kakak DA.
Kegitatan malam hari dimulai dengan renungan tentang bagaimana perilaku kurang atau tidak bersyukur kami dengan apa yang telah diberikan orang tua maupun yang lainnya. Dengan di isi oleh suara yang terdengar seperti alumni dari sekolah kami yang dulu juga menjadi DA,  karena saat itu kami disuruh memejamkan mata. Sesekali terdengar bunyi orang menangis karena renungan itu.
                Setelah selesai akhirnya kami sampai di inti acara yang sekaligus menjadi penutup acara kemah bakti. Acara yang bagi sebagian orang yang takut akan hal-hal berbau mistis mungkin kegiatan itu menjadi kegiatan yang paling dibenci mereka. Entah apa namanya aku menyebutnya jerit malam. Jerit malam kali ini begitu berbeda dengan jerit malam yang pernah saya alami di kemah-kemah sebelumnya, bahkan menjadi jerit malam yang mungkin paling fantastis bagi seorang penakut seperti saya.
                Saat itu satu persatu dari kami diberi pengarahan oleh seseorang yang sepertinya juga alumni. Kami diberi tahu untuk tidak menengok ke belakang ketika sudah jalan dan diminta untuk mengikuti arah senter yang diberikan kepada kakak-kakak senior. Saat itu karena saya ingin buang air kecil saya berjalan terlebih dahulu dari teman-teman yang lain. Dalam hati saya sudah sangat ingin menyerah di kegiatan itu karena pasti akan sangat menyeramkan. Namun salah satu alumni mengatakan bahwa jalan yang nantinya d lalui itu dekat. Setelah menempuh sekitar 30 meter saya yakin saja karena ketika mulai berjalan ada cahaya yang membuat saya lega karena saya pikir telah sampai. Ternyata disana ada cahaya senter yang menjadi petunjuk jalan bagi saya. Tanpa mengatakan sepatah katapun mereka yang memegang senter terlihat menyeramkan karena sama sekali tidak berbicara. Dan lagi mereka hanya menunjukkan jalan lewat cahaya senter yang setelah itu mereka matikan ketika kami telah menuju kejalur yang benar, mereka tidak mengantarkan kami. Hanya menununjukkan cahaya ke jalur yang harus kami lewati. Di pos pertama saya melihat dua orang yang tengah duduk di tempat duduk yang kami sebut “buk”. Seorang wania dengan rambut tergerai panjang menutupi wajahnya berada di sebelah kanan jalan sambil menanyai saya “Mau kemana mbk?”. Saya yang saat itu tengah tegang kaget melihatnya mebuat kaki saya gemetaran. Tak jauh dari sana ada kakek-kakek yang mengikuti saya yang sangat dekat dan hampir berada persis di belakang saya menggunakan tongkat, namun setelah itu ia pergi. Saya tak menggubris hantu-hantu gadungan yang tetap saja bagi saya menakutkan itu. Setelah itu saya melanjutkan perjalanan yang cukup jauh yang saya sadar bahwa perkataan salah satu alumni adalah bohong belaka. Mungkin agar saya tidak takut. Sebelumnya saya yang hampir menyerah saat itu ditenangkan oleh seseorang yangmengatakan bahwa jalannya dekat. Perjalanan menjadi lebih seram dan jauh karena di sepanjang jalan desa tidak ada lampu. Apalagi ketika lewat gang pedesaan yang sempit dan menyeramkan karena seperti di pedesaan pada umumnya yang tidak padat penduduk. Jadi terkadang jarak anatara rumah satu dengan rumah lainnya cukup jauh diselingi oleh kebun.
                Lega rasanya jerit malam itu ketika saya telah menyelesaikan jerit malam. Berakhir di balai desa sesampainya disana saya disuruh mencium ujung bendera lalu hormat sambil mengucapakan janji yang tidak terlalu saya ingat saat itu karena masih sedikit speechless sehabis jerit malam. Yang saya ingat sebelumnya saya disuruh cuci muka menggunakan air bunga.
                Kegiatan berakhir dini hari, sekaligus menjadi kegiatan pelantikan kami sebagai bantara.
Kemah bakti ini begitu berkesan karena, kami dituntut untuk hidup sederhana, makan sederhana, belajar tentang leadership, untuk tidak menjadi anak yang manja dan penakut dan masih banyak manfaat yang dapat dipetik dari kemah tersebut. Kegiatan yang di kemas begitu apik yang pastinya telah di persiapkan dengan matang oleh para senior kami ini, sangat berkesan bagi saya dan teman-teman. Juga menjadi semacam seremonial pertanda kini kami telah menerima estafet yang diberikan senior kami untuk meneruskan perjuangan memajukan di sekolah kami SMA NEGERI 3 SALATIGA.

DITULIS OLEH : SEKAR AYU M.
26 JUNI 2014
 

EDS SMANTISA



EDS SMANTISA
(English Debate Society SMAN 3 SALATIGA)

10176067_10202217641623253_6626774711739239748_.jpg
                Foto ini diambil ketika sore hari setelah kami latihan untuk persiapan mengikuti ECD atau English Competition Days di UKSW. Komunitas dalam sekolah ini, belum lama dibentuk kurang lebih 3 tahun yang lalu di SMA NEGERI 3 SALATIGA. Kami juga belum banyak memperoleh piala kemenangan dan juga belum tersohor sebagai tim debat yang mumpuni. Lomba yang kami ikuti pun bisa dikatakan belum terlalu banyak, masih dalam provinsi dan yang terakhir kami ikuti kemarin adalah ADC atau Australian Debate Championship di Semarang. Meski belum bisa memperoleh juara kami tidak patah semangat untuk dapat kembali bertarung di kompetisi mendatang.Kini saya tergolong masih junior, dan baru mengikuti dua kompetisi sedang semngat-semangatnya belajar dengan kakak-kakak senior. Beda dengan kakak-kakak senior yang telah terlebih dahulu mengikuti berbagai lomba. Komunitas di bawah naungan coaching yang akrab kami sebut kak cing ini Alhamdulillah tahun lalu telah mendapat juara 2 di Diknas.
Komunitas yang seperti mengubah hidup saya, mulai dari menambah wawasan tentang peristiwa-peristiwa di luar negeri, masalah-masalah yang tengah di perdebatkan di luar negeri, bahkan mulai membuka diri untuk hal-hal yang bahkan tabu untuk dibicarakan kini malah menjadi topik yang di debatkan. Untuk itu bagi kawan-kawan yang memiliki EDS di sekolahnya. Jika berminat segeralah bergabung. Karena kalian akan merasakan banyak manfaat dari mengikutinya seperti mulai dari English teman-teman yang semakin hari semakin improve, terlebih lagi untuk English Conversation .nya, dan bagi para teman-teman yang masih malu-malu berbicara di depan umum namun ingin belajar sekaligus membuat improve public speaking teman-teman. Dijamin komunitas ini ampuh untuk keinginan teman-teman tadi. Dan bagi teman-teman SMA yang di sekolahnya belum ada komunitas ini, ayo kalian bisa menjadi perintis komunitas yang jika di sekolah saya berada di naungan ENGLISH CLUB ini mulai dari sekarang seperti mengajukannya dengan pihak sekolah yang berwenang.

DISUSUN OLEH : SEKAR AYU M.
29 JUNI 2014

Rabu, 18 Juni 2014

BAIT RINDU




Ketika kau kirimkan seuntai kata, terasa seperti setitik hujan di gurun saharaku
Begitu segar, sebagai pelepas dehaga kerinduan
Yang hanya menjadi setetes air yang tak bermakna bagi samudra mu

Berartinya semua tentang mu
Pahitnya kenyataan saat kau dan aku harus terpisah
Karena pilihan dan takdir yang berbeda
Juga karena kita tlah dewasa hingga harus memilih jalan untuk kita sendiri
Dan berjalan menjauh dari kisah indah bersama ini

Selama kau dan aku masih menghirup udara yang sama
Dan menjadi hamba Tuhan yang sama
Aku akan merasa dekat denganmu. . . .

Kerinduan yang tak terelakkan ini. . .
Masih saja berlari liar
Meski atas sepengetahuanku, sulit untuk dapat berada dibawah kendaliku
Terkadang hingga membuat goresan luka di ranah rindu
Bahkan menciderai arti rindu
Berubah menjadi sebuah ego untuk ingin selalu bersama
Untuk selalu temaniku selamanya

Harus ku kemanakan rindu yang selalu merintih ini
Yang meratap meminta kebersamaan kita dahulu
Mungkin rasa rindu ini tak pernah sedikitpun terlintas di benakmu
Jika ada mungkin hanya angin berlalu

Gemerlap kehidupan yang baru mungkin tlah merenggutmu
Dari dekapanku, dari ikatan persahabatan kita
Mungkin juga sekarang ini tlah silaukanmu
Hingga cahaya rindu ini tak mampu menyentuh ruang di hatimu
Hingga ku tak lagi menjadi bintang di malammu
Apalah arti hadir ini ?
Yang hanya menjadi
Lembaran kisah lama yang pernah berlalu di buku kehidupanmu
Layaknya bulan di siang hari
Meski terang tak akan terlihat oleh bunga-bunga di bumi
Kebersamaan yang mungkin tak bisa ku renggut dari takdir ini
Ingin selalu kedekap kau agar senantiasa dekat dengan jiwa dan raga ini
Biarkan ego ini membakar diriku
Dalam untaian melodi rindu yang pilu
Sahabat. . . tak ku minta permata sebagai tanda cinta
Pintaku hanya sederhana
Yang ku ingin hanya kau
Kau dan aku yang terlarut dalam lautan canda tawa
Terkadang diatas pilu sengsara
Yang akan tetap indah karena sinar matamu
Semerindukah ini dirimu SOBAT ? ? ?